Senyum itu kini tak ada lagi. Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaik nya. Jendral (Purn.) Soeharto, berpulang ke rahmatullah, 27 Januari 2008, pukul 13.10 WIB.
8 Juni 1921, Soeharto dilahirkan di desa Kemusuk, dusun terpencil di daerah Argomulyo, Godean, sebelah barat kota Yogyakarta. Ayahnya bernama Kertosudiro, berprofesi sebagai ulu-ulu, pengatur pintu air. Sedangkan ibunya bernama Sukirah, seorang ibu rumah tangga. Hubungan yang kurang harmonis menyebabkan kedua orangtua Soeharto bercerai, kemudian masing-masing menikah lagi.
Belum genap berumur empat puluh hari, Soeharto dititipkan ibunya, Sukirah, pada Mbah Kromodiryo, dukun yang membantu persalinan, karena sakit dan tidak dapat menyusui. Pada usia empat tahun, Soeharto diambil kembali oleh Sukirah, dan tinggal bersama dengan Pak Atmopawiro, ayah tirinya.
Ketika akan bersekolah, Soeharto berpindah-pindah pula. Mulanya di sekolah Desa Puluhan, di daerah Godean. Lalu pindah ke sekolah di Pedes, karena ibu bersama ayah tiri pindah rumah ke Kemusuk Kidul.
Melihat gelagat yang kurang baik, akhirnya Kertosudiro menitipkan Soeharto pada adik perempuan satu-satunya, yang bersuamikan seorang mantri tani bernama Bapak Prawirowihardjo. Pada keluarga inilah, Soeharto kemudian menyelesaikan pendidikannya setingkat SMP di sekolah schakel Muhammadiyah. Karena tidak ada biaya, Soeharto urung melanjutkan sekolahnya.
Kemudian, Soeharto melamar masuk KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger - Tentara Kerajaan Hindia Belanda) hingga ia berpangkat sersan. Sejak itu karier militer Soeharto melejit. Ketika Belanda menyerah pada tanggal 8 Maret 1942, oleh Jepang, KNIL berubah nama menjadi PETA (Pembela Tanah Air). Soeharto yang sudah berpangkat sersan, dianjurkan untuk mendaftarkan diri ke PETA. Pada tahun 1944, Soeharto menyelesaikan pelajaran strategi dan taktik perang.
Pemberontakan PETA di Blitar, membuat Jepang ingin membersihkan korps perwira PETA di perbagai tempat. Waktu itu, perang Pasifik sudah mulai mendekati akhir. Pada tanggal 17 Agustus 1945, hari Jumat Legi, bulan puasa, pukul 10.00, Bung Karno dan Bung Hatta, atas nama rakyat, memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
Soeharto kemudian mengumpulkan beberapa rekan mantan anggota PETA, dan membentuk BKR (Badan Keamanan Rakyat) yang merupakan cikal bakal TNI (Tentara Nasional Indonesia). Soeharto beberapa kali terlibat pertempuran mempertahankan kemerdekaan Indonesia, termasuk berhasil menduduki kota Yogyakarta selama enam jam yang terkenal dengan peristiwa Serangan Umum Satu Maret, tahun 1949.
Sampai peristiwa pemberontakan G-30S/PKI tahun 1965, menghantarkan Soeharto yang kala itu berpangkat Letnan Kolonel, sebagai pengemban tampuk pemerintahan Indonesia menggantikan Presiden Soekarno. Tahun 1967 merupakan momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia dan hidup seorang jenderal bernama Soeharto. Sesuai Surat Perintah Sebelas Maret, Pak Harto mulai menggantikan Bung Karno sebagai pejabat presiden. Setahun kemudian tepatnya Maret 1968, Pak Harto disahkan sebagai presiden kedua Indonesia oleh Majelis Permusyarawatan Rakyat Sementara.
Setelah 32 tahun memerintah, pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto terpaksa lengser setelah sebelumnya terjadi demonstrasi besar-besaran menuntut Soeharto mundur dari jabatannya sebagai presiden.
Dibalik segala kontroversial yang santer berhembus memojokkan dirinya, Soeharto pada masa pemerintahannya telah berhasil membawa Indonesia ke jaman keemasan pada dekade 80-an dengan program swasembada pangan. Sehingga Soeharto dijuluki Bapak Pembangunan.
Di bidang kesehatan, Soeharto memulai kampanye Keluarga Berencana untuk mengendalikan jumlah penduduk. Program yang dinilai sukses secara internasional ini menjadikan Indonesia sebagai negara percontohan dan mendapat penghargaan dari Perserikatan Bangsa Bangsa. Tahun 80-an hingga 90-an, Indonesia mengalami kejayaan ekonomi. Indonesia menjadi negara yang disegani di Asia, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi diatas tujuh persen.
Oleh pers mancanegara, Soeharto dijuluki The Smiling General. Sosoknya masih misterius hingga ajal menjemput.
Selamat jalan Pak. Selamat jalan the smiling general.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar